Tanggal : 03/16/2023, 06:43:26, dibaca 999 kali.

MAF VOL 4 EDISI 10: PERTANIAN PRESISI RENDAH BIAYA


Banjarbaru, - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong agar penerapan program smart farming di Indonesia terus dilakukan. Menurutnya, smart farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi, sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.


Lanjut SYL, percepatan menuju pertanian modern dapat diwujudkan secara cepat apabila program tersebut dapat dikembangkan secara baik. Yang pasti, kata dia, efisiensi tenaga, waktu dan biaya produksi harus bisa diturunkan hingga 30 persen.


"Dengan efisiensi, marginnya bisa kita naikan. Saya kira semua bisa kita wujudkan dengan kebersamaan. Dan ingat pertanian itu memberi keuntungan dan memberi kebaikan," katanya.


Ditambahkan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, tujuan pelatihan Low Cost Precision Farming dalam rangka menguatkan implementasi program utama Kementan yaitu digitalisasi pertanian.


"Lebih khusus lagi kita membangun terus precision farming. Lebih khusus lagi precision farming alias low cost yang sudah terbukti mendongkrak produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian dan menjamin kontinuitas pertanian," tutur Dedi.


Menindaklanjuti Gerakan Low-Cost Precision Farming di atas, Badan PPSDMP, Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) kembali menggelar Milenial Agriculture Forum (MAF), dengan mengangkat tema “Organic Fertilizer Untuk Pertanian Berkelanjutan”.


MAF yang di fasilitasi oleh Pusat Pendidikan Pertanian ini mengambil tema "Sedikit Biayanya Melejit Untungnya”, untuk mendukung penggunaan smart farming terutama dalam hal pertanian dengan biasa rendah atau Low Cost Precision Farming. MAF kali ini sendiri dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementan yaitu SMK-PP Negeri Banjarbaru melalui daring, Sabtu, (11/3/2023).


MAF Volume Vol 4 Edisi 10 tahun 2023 mengundang 2 narasumber yaitu: Abdul Roni A (Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung, dan Abd. Gushai Uzuluddin selaku Duta Petani Milenial dan juga Owner Landicang Farm di Kalimantan Timur.


Di MAF ini peserta mendapatkan materi dari Abdul Roni berupa penggunaan smart farming berbasis teknologi. Dimana metode ini telah di aplikasikan oleh Bapeltan Lampung dalam budidaya dan mekanisasi pertanian sehingga menciptakan Pertanian Presisi berbiaya rendah (Low Cost Precision Farming).


Metode Precision Farming System 4.0 diatas sendiri juga telah di aplikasikan di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kalimantan Selatan, Lampung, Sumatra, Sulawesi, Jawa dan beberapa wilayah lainnya .


Sedangkan pemateri kedua,  Abdul Gushai mengambil tema Penerapan Precision Farming di Landicang Farm khususnya dalam budidaya dengan metode hidroponik.


Abdul Gushai menjelaskan bahwa dengan penerapan Precision Farming dalam hidroponik dapat meningkatkan pertumbuhan, hemat pupuk, air lebih efisien, hama penyakit dapat dikurangi, hemat tempat, hemat tenaga, hara dan Ph lebih teliti, tidak perlu pengolahan tanah, hemat biaya dan tentunya kualitas tanaman lebih bagus.


Melalui closing statementnya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menghimbau, para petani khususnya petani milenial untuk menggunakan pertanian presisi. Sebab pertanian presisi adalah sistem pertanian terpadu berbasis pada informasi dan produksi, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas produksi pertanian dari hulu ke hilir yang berkelanjutan, spesifik lokasi serta meminimalkan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan.


Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru