Tanggal : 09/11/2023, 07:13:15, dibaca 1018 kali.

KEMENTAN GELAR PELATIHAN GENTA ORGANIK DI KALTIM


Kutai Kartanegara - Saat ini dunia menghadapi tantangan yang luar biasa dampaknya. Seluruh masyarakat dunia baru saja bisa dikatakan lolos dari Pandemi Covid-19.


Namun dampak utamanya terkait kecukupan pangan masih harus diatasi. Dalam satu dekade terakhir ini, masalah perubahan iklim, pemanasan global dan penurunan kualitas lingkungan hidup juga menjadi isu yang sering diperbincangkan.


Penurunan kualitas lingkungan ini berpotensi mengganggu keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia.


Hal ini seperti dikatakan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat membuka pelatihan sejuta petani dan penyuluh volume 7 dengan tema pertanian ramah lingkungan secara virtual.


“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tinggi dengan memperhatikan pasokan hara dari penggunaan bahan organik, minimalisasi ketergantungan pada pupuk anorganik, perbaikan biota tanah, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) berdasarkan kondisi ekologi, dan diversifikasi tanaman,”kata Mentan.


Pemahaman tentang pertanian ramah lingkungan akan diharapkan dapat menumbuhkan “sense of crisis” yang memotivasi untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan pertanian saat ini.


Sementara itu, dalam sambutan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan, Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia.


“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah,”kata Dedi.


Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru turut bergerak melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan Sekolah Lapang (SL)-Genta Organik.


Pendampingan dilakukan di salah satu wilayah koordinasi SMK-PPN Banjarbaru yang berada di Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu bentuk pengawalan dan pendampingan tersebut dilakukan melalui kegiatan Farmer Field Day (FFD) yang digelar di Desa Sungai Meriam, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis (7/9).


Farmer Field Day merupakan salah satu forum pertemuan petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani, mengenai bahan pupuk organik berikut manfaat dan keunggulannya serta diaplikasikan guna mendukung penuh pelaksanaan Genta Organik.


FFD tersebut dihadiri sekitar 60 peserta yang terdiri dari tamu undangan, petani, dan penyuluh.


Siti Farisyah Yana, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur yang hadir pada kegiatan ini, meyakini implementasi genta organik ini pastinya berdampak baik dalam meningkatkan produktivitas, tinggal kedepan lebih diteliti dan dilihat Kembali mengenai komposisi pupuk organik yang diberikan sehingga dalam aplikasinya dapat lebih efektif dan efisien.


“Saya meyakini implementasi genta organik ini pasti baik, karena seperti yang telah disampaikan bahwa dapat meningkatkan produktivitas, tinggal kedepan lebih diteliti dan dilihat Kembali mengenai komposisi pupuk organik yang diberikan sehingga dalam palikasinya dapat lebih efektif dan efisien” kata Siti.


“Kami juga bahagia dengan adanya SL ini produktivitas demplot ada yang mencampai 6,5 ton/ha. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih dkepada seluruh pihak yang telah mendukung dan melancarkan kegiatan SL ini.” Imbuhnya.


Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso menegaskan kegiatan SL Genta Organik ini dihadirkan sebagai salah satu solusi dari permasalahan kelangkaan pupuk akibat dampak dari beberapa kondisi yang terjadi secara global.


Tanggapan positif akan adanya SL ini dilontarkan oleh salah satu peserta FFD kali ini. Adalah Sudarto yang merasa sangat terbantu dengan adanya SL Genta Organik. Sudarto dan rekan-rekan dalam poktannya merasa dengan adanya SL ini sangat membantu mereka dalam mengolah pupuk organic sendiri, sehingga mampu menekan biaya produksi tanpa mengurangi jumlah produktivitas.


“SL Genta Organik ini sangat membantu pak. Melalui SL ini kami jadi tau dan dapat membuat pupuk dan pestisida sendiri, tentunya dari bahan organik yang ada di alam sekitar, sehingga mampu menghemat biaya produksi.” Jelas Sudarto.


Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru