Tanggal : 04/26/2018, 08:38:08, dibaca 3253 kali.

GRUP PWMP SMKPP BANJARBARU, BERHASIL PANEN TOMAT SISTEM FERTIGASI


Banjarbar, (25/4/2018) Menjelang sore, ketika siswa lain sudah pulang dan hujan gerimis, tidak menyurutkan 3 orang siswa yang sedang merawat tanaman Tomatnya di green house sekolah. Siswa itu ialah Widya soekoco, Ahmad kahfi dan Ardi Dwi Ismatullah yang tergabung dalam kelompok PWMP dibawah bimbing Abdul Wahid, guru SMK PP banjarbaru yang giat memelihara tanaman tersebut.


Tiga orang ini sudah melaksanakan kegiatan usaha ini selama beberapa bulan ini, dengan mencoba mengembangkan tanaman tomat sistem fertigasi dengan sistem irigasi tetes. Seperti diketahui bahwa Teknik fertigasi sendiri adalah salah satu teknik hidroponik yang pemberian nutrisinya menggunakan sistem tetes. Sehingga nutrisi tanaman langsung disalurkan ke akar, nutrisi yang diberikan adalah nutrisi yang biasanya dipakai dalam tanaman hidroponik, yaitu ABmix.


Untuk pemberian nutrisinya digunakan cara otomatis setiap hari menggunakan timer, dimana setiap pot tanaman tomat akan membutuhkan kurang lebih 500ml nutrisi “Cara ini cukup efektif karena tanaman dapat dengan mudah untuk mengambil nutrisi. Tanaman yang cocok untuk sistem ini tentunya tomat, cabai, terung, dan sayuran lain yang berbatang keras dan untuk kelompok PWMP ini mencoba dulu jenis tanaman tomat” kata Abdul Wahid.


“Saat ini kami sudah mulai panen dan menjual ke konsumen”. Kata Ardi. “Dengan bimbingan guru kami, bapak Abdul Wahid kami diajari menanam tomat dengan system fertigasi dan itu cukup membuat kami tertantang untuk mencoba”, terang Widya Soekoco.


Walaupun kegiatan dan jadwal sekolah yang padat, tidak menyurutkan tiga siswa ini untuk terus memelihara. “Jadi kami menyempatkan disela-sela waktu kami belajar untuk merawat tanaman kami”, kata Widya Soekoco.


Untuk panen dilaksanakan setiap tiga hari sekali, dan untuk konsumennya biasanya sudah dipesan lewat online dan didatangi langsung ke lokasi. “Kami agak kawalahan ketika menerima pesanan dari konsumen, karena produk juga masih terbatas”, Terang Widya.


Seperti dijelaskan oleh Abdul Wahid bahwa Kualitas tomat yang dihasilkan dengan system fertigasi lebih bagus dibanding dengan tomat yang ditanam secara konvensional. “Jadi Buahnya lebih padat, lebih tahan lama, bebas pestisida kimia sehingga aman konsumsi” Kata Abdul Wahid. Berdasarkan kualitas buah ini maka hasil panennya selalu soldout. Bahkan sebelum panen sudah dipesan oleh konsumen.


Untuk menangkal serangan hama pun kelompok ini tidak menggunakan pestisida kimia. Kalau pun ada serangan hama seperti kutu kebul disemprot dengan pestisida nabati. Sehingga setiap hari kelompok ini selalu rajin melihat tanaman tomat. Jika ada serangan hama langsung dikendalikan. 


“Untuk memulai usaha butuh tekad yang kuat dan semangat yang tinggi, karena kami juga pernah gagal dalam menjalankan usaha, kemudian kami terus berusaha dan akhirnya kami bisa menikmati hasil” kata Kahfi.


Untuk kedepannya kelompok ini akan terus melakukan pengembangan. Salah satunya akan dikembangkan dengan varietas tomat yang lain, contoh tomat chery, tomat beep. Dan juga akan menambah luas lahan tanamnya. “Mudah-mudahan kami bisa berhasil mengembangkan terus usaha kami ini, dan kepada teman-teman yang mau usaha dibidang pertanian, jangan berkecil hati, tetap semangat untuk menjadi generasi petani”. Tutup Widya Soekoco mengakhiri bincang-bincang sore itu. (Irw)


Tim Pemberitaan SMKPP Negeri Banjarbaru