Tanggal : 12/10/2013, 11:52:40, dibaca 15309 kali.

SMK-PP N BANJARBARU DI INTERNATIONAL TRAINING DI KOREA SELATAN


Pada tanggal awal Oktober 2013, Kementerian Pertanian RI mendapatkan undangan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) untuk mengikuti International Training “Saemaul (New Village) Movement and Creation of Self-Reliant Local Communities in Gangwon Province, South Korea”, kerjasama KOICA Pusat dan International Urban Training Center (IUTC) yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 30 Nopember 2013 di Seongnam dan Gangwon-do, Korea Selatan.

Training ini berhubungan dengan rencana tindak lanjut Pemerintah Korea yang akan memberikan dana hibah untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian dengan konsep Gerakan membangun desa baru (Saemaul Undong) yang sudah diterapkan pemerintah Korea sejak pemerintahan presiden, Park Chung-hee. Konsep ini juga sudah menyebar ke Negara-negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia.

Peserta training adalah Public Officer atau pegawai Pemerintah termasuk staf ahli di tingkat pusat ataupun daerah yang berjumlah total 14 orang, dengan komposisi 2 orang perwakilan dari masing-masing negara yang diundang, yaitu Indonesia, Kenya, Sudan, Sierra Lione, Venezuela, Afrika Selatan dan Bhutan. Delegasi dari Indonesia yang diutus adalah Ir. Sri Damayanti, M.Ed, M.Phil., Bagian Perencana di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian dan Muhammad Ali Usman, S.Pd., Guru SMK-PP Negeri Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Training ini juga menekankan beberapa sector pembangunan di Korea yang bisa diadopsi oleh Negara-negara berkembang di dunia, yaitu Perencanaan dan Pembangunan Eco-City, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pariwisata Lokal, Manajemen Sampah Perkotaan, Konsep Pembangunan Pedesaan, Menumbuhkan Teknologi Local, Manajemen Pertumbuhan Masyarakat Perkotaan, Peremajaan/ Pembaruan Lokal melalui Manajemen Sungai (Tata Lingkungan), Relokasi Pasar Tradisional, Manajemen Transportasi Perkotaan, Pengenalan Budaya, dan lain-lain.

Selain pembekalan materi klasikal, training juga dilengkapi dengan Study Visit ke lokasi-lokasi yang menunjang dan berhubungan langsung dengan konsep-konsep materi yang disampaikan di kelas. Selain itu, peserta training juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan penduduk local, praktik membuat makanan local, merasakan berbagai macam makanan tradisional, serta merasakan suasana perkotaan dan pedesaan yang tersusun dan terkelola dengan sangat baik.

Di akhir training, peserta diwajibkan membuat Action Plan atau Rencana Tindak Lanjut setelah mengikuti training, dan diharuskan mengirimkannya ke KOICA Pusat di Korea Selatan untuk dipelajari dan diberikan tindak lanjut. (W.D)

M. Ali Usman, S.Pd (Guru SMK-PP N Banjarbaru)