Tanggal : 18-06-2014 09:50, dibaca 5686 kali.
Oleh :Airin Nurmarita, SP,MP (19740422 200112 2 001)
PERBANYAKAN EKSPLAN TANGKAI BUNGA ANGGREK BULAN PELAIHARI SECARA IN VITRO DENGAN NAA & TDZ

Kerusakan hutan di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak terjadi, akan mengancam kelestarian anggrek alam yang ada. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka tidak mustahil anggrek alam Indonesia lambat laun akan punah. Salah satu alternatif untuk melestarikan keanekaragaman anggrek alam adalah melakukan perbanyakan melalui kultur jaringan. Dengan kultur jaringan, dapat melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pelestarian anggrek yang tidak dapat dilakukan secara konvensional.
Kalimantan Selatan hanya memiliki kawasan konservasi seluas 186.540 ha yang terdiri dari suaka marga satwa Pelaihari seluas 6.000 ha, Tahura Sultan Adam seluas 112.000 ha, Cagar Alam Gunung Kentawan 245 ha, Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut Dan Selat Sebuku seluas 66.650 ha, Cagar Alam Pulau Kaget seluas 85 ha, Hutan Wisata Pulau Kembang seluas 60 ha dan Taman Wisata Pelaihari Pulau Laut seluas 1.500 ha ditambah Hutan Lindung 440.720,84 ha (Dinas Kehutanan Kalsel, 2009).
Phalaenopsis amabilis Varietas Pelaihari adalah satu-satunya anggrek lokal Kalimantan Selatan yang telah dilepas sebagai varietas unggul berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor : 2097/kpts/SR.120/5/2009, tanggal 7 Mei 2009. Perbanyakan Phalaenopsis amabilis Varietas Pelaihari secara in vitro dengan menggunakan eksplan tangkai bunga karena tangkai bunga anggrek bulan Pelaihari ini bisa tumbuh lebih dari satu bahkan dapat keluar kembali dari tangkai bunga. Ini diharapkan mampu untuk dipertahankan kelestarian sebagai bentuk tindakan konservasi tanaman unggul nasional yang hampir punah bahkan di habitat asalnya (gunung Birah).
Auksin sebagai hormon tumbuhan bagi tanaman mempunyai peranan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti pembelahan dan pemanjangan sel. NAA adalah golongan Auksin yang mempunyai kisaran kepekatannya yang sempit, batas kepekatan yang meracun dari zat ini sangat mendekati kepekatan yang optimum untuk perakaran (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
Peran Sitokinin dalam kegiatan kultur jaringan telah terbukti dapat menstimulir terjadinya pembelahan sel, proliferasi kalus, pembentukan tunas, mendorong proliferasi meristem ujung, menghambat pembentukan akar, mendorong pembentukan klorofil pada kalus (Santoso dan Nursandi, 2003).
Keunggulan thidiazuron dalam mendorong morfogenesis melalui induksi kalus dari berbagai eksplan, spesies dan kultivar, mengurangi waktu regenerasi, meningkatkan eksplan, dan jumlah pucuk eksplan. Untuk dampak yang optimal thidiazuron sebaiknya dikombinasi dengan hormon lainnya.
Maka dari itu saya melakukan penelitian tentang bagaimana memperbanyak anggrek bulan Pelaihari dengan metode kultur jaringan Untuk lebih jelasnya silakan download penelitian saya tersebut di sini: DOWNLOAD
Share This Post To :
- Artikel Lainnya
-
29-11-2024 16:00 (Willy Darmawan)
KEMENTAN MASIFKAN PERTANIAN MODERN MELALUI MSIB-MBKM DI KAPUAS
-
31-08-2024 22:27 (Willy Darmawan)
DUKUNG KETERSEDIAAN PANGAN, POLBANGTAN & SMK-PP KEMENTAN TERJUNKAN PESERTA DIDIK
-
04-07-2024 06:41 (IPB University - Siti Amanah)
IPB: PENYULUH KUNCI PENINGKATAN PRODUKSI, SEBAIKNYA DI BAWAH PEMERINTAH PUSAT
-
04-07-2024 06:40 (KTNA - Yadi Sofyan Noor)
KTNA: STRUKTUR PENYULUHAN PERTANIAN TIDAK OPTIMAL
-
02-11-2023 14:58 (Willy Darmawan)
PENDERASAN PELATIHAN SEJUTA PETANI DAN PENYULUH OLEH KEMENTAN