Tanggal : 13-11-2017 13:00, dibaca 3886 kali.
Oleh :Siswa Kelas XII - M. Arjun
PERTANIAN PERLU PERHATIAN DARI GENERASI MUDA PERTANIAN

Melalui informasi yang di dapat dari sensus pertanian pada tahun 2013, jumlah petani Indonesia pada tahun 2013 sebesar 26,14 juta rumah tangga, atau menurun sebesar 5,10 juta rumah tangga dibandingkan dengan hasil sensus pada tahun 2003 dengan jumlah 31,23 juta rumah tangga. Terjadinya penurunan rumah tangga petani sebesar 1,77 % pertahun atau 0,5 juta KK/tahun.” `
Maka, jika dianalisa lebih lanjut komposisi usia petanian di Indonesia rata-rata tidak produktif lagi yaitu pada usia 55 tahun keatas. Jika dikaitkan dengan sensus 2013 jumlah petani yang berusia di atas 35 tahun sebanyak 88% (22,8 juta KK) kemudian jika di tambahkan 20 tahun lagi yaitu pada tahun 2033 indonesia akan kehilangan petani sebanyak 22,8 juta KK. Pada saat yang sama jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 330 juta jiwa.
Menurut dari prediksi tersebut bisa di badingkan betapa beratnya beban kinerja sektor pertanian terhadap penyediaan pangan ditengah jumlah petani dan alih fungsi lahan produktif terus berlangsung rata-rata 100 juta Ha/tahun. Disinilah perlu kita sadari betapa penting nya generasi petani Indonesia dan mencetak lahan pertanian yang baru serta melindungi lahan pertanian.
MENCETAK PENGUSAHA MUDA AGRIBISNIS
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menggerakkan petani muda dalam mencetak lahan pertanian baru, inovasi pasca panen dan jumlah sektor petani. Makad dalam rangka menumbuhkan minat generasi muda untuk di sektor pertanian, Kementrian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah meluncuncurkan Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian atau disebut dengan PWMP.
Wayan Supatno selaku usaha pertanian, untuk mencetak pengusaha muda pertanian Indonesia, dia mengajak para petani dan menyukuri yang sudah dihasilkan selama ini. Dia mencontohkan, kebun sawit, dulu tahun 1970an yang hanya berkisaran 200 ribu hektar hingga saat ini dalam usaha nya ia mampu mencapai 11,7 juta hektar, terluas di dunia, dan paling inovatif dibanding komoditas lain nya. Dan patut kita syukuri adalah sekitar 4,2 juta hektar kebut milik petani adalah kebun plasma katanya.
Mari kita syukuri pula berkat Kementan. Akhir-akhir ini buah impor yang beredar dipasar turun derastis ”ini berkat upaya pemerintah untuk menghadang buah impor dengan cara menyetop impor buah di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta agar tidak menguasai pasar buah utamanya di Jabodetabek “ ungkapnya.
Kita sukuri pula harapan dari beliau. Bahwa kita sudah menguasai pasar buah di dunia diantara nya pisang, salak dan lain-lain. Ini pun belum bisa kita penuhi permintaan pasar nya karena besar nya permintaan dan rendahnya suplai dari kita,
Kebun buah dan rempah menjadi lebih produktivitas lengkap Wayan karena bisa menghasilkan 25 ton/hektar/tahun bahkan mampu mencapai 40 ton/hektar/tahun dengan pasar ekspor. Minimal harga ditingkat petani Rp.8000/kg. artinya kalau ini dikembangkan omsetnya bisa mencapai 200 juta/hektar/tahun.
Yang tak kalah pentingnya selain menciptakan lapangan pekerja menghasilkan penghasilan, juga mengajak masyarakat untuk lebih mandiri dan inovatif. Disamping itu asupan gizi masyarakat kita akan lebih baik lagi menuru BPS (Badan Pusat Statistik), asupan gizi buah kita hanya 35 kilo/kapita/tahun. Padahal usulan FAO yaitu 75kg/kapita/tahun agar hidup sehat dan cerdas.
Cara mewujudkan nya sangat sederhana kta wayan pemerintah perlu merangkul para pengembangan kebun buah dan rempah lalu bank BUMN diwajibkan mendanai program ini kemudian dari pihak kampus melakukanpenyaringan mahasiswa yang bisa bermitra dengan pengembangan tau pengusaha sebagai plasma.
Bisa dibayangkan apabila pemerintah dapat merangkul 50 orang pengusaha kebun buah atau rempah lau ditargetkan 2000 hektar/tahun selama 5 tahun akan membangun kebun buah buah di negeri ini seluas 10 ribu hektar. Maka, oleh sebab itu kita sebagai Negara swasembada buah dan rempahsekaligus eksportir buah dan rempah hal ini akan mengangkat derajat kita dimata dunia.
Share This Post To :
- Artikel Lainnya
-
29-11-2024 16:00 (Willy Darmawan)
KEMENTAN MASIFKAN PERTANIAN MODERN MELALUI MSIB-MBKM DI KAPUAS
-
31-08-2024 22:27 (Willy Darmawan)
DUKUNG KETERSEDIAAN PANGAN, POLBANGTAN & SMK-PP KEMENTAN TERJUNKAN PESERTA DIDIK
-
04-07-2024 06:41 (IPB University - Siti Amanah)
IPB: PENYULUH KUNCI PENINGKATAN PRODUKSI, SEBAIKNYA DI BAWAH PEMERINTAH PUSAT
-
04-07-2024 06:40 (KTNA - Yadi Sofyan Noor)
KTNA: STRUKTUR PENYULUHAN PERTANIAN TIDAK OPTIMAL
-
02-11-2023 14:58 (Willy Darmawan)
PENDERASAN PELATIHAN SEJUTA PETANI DAN PENYULUH OLEH KEMENTAN